assalamu'alaikum

assalamu'alaikum

Restu Harly Pebriani. S.Si

Foto saya
Assalamu'alaikum,,,Zalfa Humaira,,,nama yang diberikan oleh sahabat terbaikq,,, bercita-cita keliling dunia,,,punya niat yang sangat dalam untuk mengunjungi PAPUA dan sangat menyukai sesuatu yang berhubungan dengan KIMIA

SAKURA

SEMANGAT SEMANGAT SEMANGAT

Kamis, 18 Juli 2013

AKU DAN KELUARGA BAHAGIAKU



Hari-hari aku lalui dengan menelfon pulang ke rumah di kampung halaman, tepatnya di nagari Koto Tangah Batu Hampa. Makhlumlah Jomblo setia, ga punya cowok yang bisa ditelpon buat mesraan atau rajukan. Alhasil telponan yang rutin adalah menelpon Amak, Apak, Zain, Dinda, Alfi, Nissa dan sikecil Zhaha. Paling kurang nelfon dua jam sekali dua hari. Ada saja kerinduan yang menyeruak jika dalam dua hari tidak menelfon ke rumah.

Tahun 2013, tepatnya di bulan Juli ini, adalah tahun kenaikan kelas. Alhamdulillah aku dan Zain sudah menyelesaikan kuliah. Aku sangat bangga dengan adik laki-laki ku yang satu ini. Di usia nya yang masih sangat muda, ia sudah punya tanggung jawab terhadap keluarga. Zain Abdul Latif, nama yang diberikan oleh kedua orang tuaku. Berperawakan tinggi dengan wajahnya yang membuat setiap orang yang melihatnya terpesona(#mujiadiksendiri), ya tapi itu kenyataannya ,,,heheeh..

Zain mewarisi minat wirausaha yang berasal dari bapakku, saat ini menekuni bisnisnya dengan fokus pada bidang perikanan. Hasil uang yang didapatnya dari Beasiswa Wirausaha dari kampus nampaknya membuahkan hasil. Wirausahanya mulai berkembang, walaupun dari segi modal masih sering mengalami kerugian tapi dari berbagai sudut lain mengalami perkembangan. Aku sangat senang melihat perkembangannya yang sekarang. Sejak kuliah, adik laki-lakiku ini banyak mengalami perubahan dan perkembangan. Di masyarakat dia juga dikenal sebagai anak yang alim, rajin shalat ke mesjid dan sangat patuh pada orang tua. Kami anak-anak yang dibesarkan dalam kasih sayang yang berkecukupan.

Saat ini aku hanya bisa berdoa semoga bisnis yang dijalaninya bisa sukses. Zain sangat sabar dengan segala kendala yang dialaminya dalam bisnis. Walaupun ragaku berada di Jawa, tetapi segala informasi apa yang terjadi di rumah aku ketahui dengan baik, bagaimana sekarang Zain juga mengembangkan usahanya dengan beternak itik, ayam dan mengembangkan pembibitan ikan. Dia benar-benar mewarisi sifat bapak yang pekerja keras. Karakternya yang pendiam membuatnya tidak terlalu banyak bicara di rumah, kecuali yang penting-penting saja. Alhamdulillah aku senang dengar perkembangan dari anak ini. Semoga saja menjadi pengusaha yang jujur dan mencintai keluarga.

Adikku yang kedua : Dinda Mahda Surya. Sebenarnya orang tuaku hanya berencana punya anak tiga orang. Oleh karena itu anak ketiganya diberi nama : Dinda, yang artinya yang paling kecil. Siapa sangka kami malah hadir ke dunia ini sebanyak enam orang,,,hiihihi....dan masih ada 3 orang lagi dibawah Dinda. Ya Dinda,,, dari lahir sampai sekarang si Dinda ini mengcopy paste wajah Amakku. Dia sangat mirip dengan Amak. Sampai-sampai waktu dia lahir, tetangga pada menyarankan untuk menjual Dinda, coz kalau anak sangat mirip dengan orang tua, maka salah satunya bakal meninggal (gilagatuh..) masyarakat segini modern masih juga berpikiran kayak gihtu,,, GA GAUL BANGET...

Alhamdulillah,,walaupun ga jadi di jual, ni anak masih sehat wlafiat, saking sehatnya, tubuhnya menjulang tinggi, melampaui tinggiku walaupun sekarang baru menginjakkan kaki di kelas satu Mandoepa. Dan melihat dari pola makan dan gaya hidupnya, nih anak tingginya bakal bertambah lagi. Kalau di rumah aku paling sering berantem, mungkin sama-sama perempuan. Apalagi kalau soal membersihkan rumah, untuk urusan piring kotor aku adalah heronya. Sementara untuk urusan cuci baju and nyetrika : mari kita serahkan pada ahlinya : DINDA MAHDA SURYA...WAUAKAKAKAK...

Bulan Juli ini, tahun ajaran baru. Dinda baru menamatkan sekolah di MTsN Piladang. Seperti sebelumnya orang tuaku pasti meminta saranku untuk sekolah Dinda. Dan tentunya aku meyarankan di Mandoepa. Kami bertiga beradik kakak, aku, Zain dan Dinda, walaupun berasal dari sekolah menengah yang berbeda tetapi kami tetap sekolah atas di sekolah yang sama  : MANDOEPA. Kami bertiga semuanya sekolah menengah di sekolah agama. Amak sangat tegas dengan urusan ini. Zain dulu sekolah di Ponpes Almanar, setidaknya pernah belajar kitab kuning, aku dulunya di MTsN Payakumbuh dan Dinda di MTsN Piladang, semuanya sekolah agama dan berakhir di Mandoepa.

Sama halnya aku dan Zain. Untuk perguruan tinggi, kami melanjutkan di Universitas Andalas. Tetapi untuk Dinda aku lebih meninginkannya sekolah di UI. Dalam keluarga amak dan apak bukanlah tipikal orangtua yang memaksakan kehendak kepada anaknya. Kami diberi kebebesan memimilih. Tetapi sebagai anak tertua yang sudah melaanglang buana dan sedikit lebih tau perkemabngan zaman, amak dan bapak banyak bertanya padaku tentang arahan sekolah adik-adikku. Bapak dan amak serta aku memang bercita-cita menguliahkan kami berenam. Dan yang paling dekat saat ini adalah Dinda. Tiga tahun lagi ia akan menginjakkan kaki di Universitas.

Setelah mempelajari karakternya, aku akhirnya menyarankannya memilih jurusan IPS. Awalnya Dinda ingin menjadi Dokter(yang bagiku itu adalah cita-cita asal-asalan anak-anak). Melihat dan melirik kemampuannya aku lebih mengarahkannya pada bidang IPS, ini didukung dengan nilai-nilai ujian IPSnya lebih tinggi dibandingkan dengan nilai IPAnya, alhasil maka satu kalimatpun meluncur : UNI MENYARANKAN NDA MASUK JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL UNIVERSITAS INDONESIA.

Wuakakaka... Jurusan HI sebelas duabelas dengan kedokteran dalam hal :passing grade. Dari sekarang aku sudah memotivasinya habis-habisan. Aku juga mempelajari penerimaannya. Tak ada kata PAKSAAN dalam kamus keluarga bahagia kami. Maka ia pun menerima.. ya Uni,, Nda niatkan dari sekarang untuk mengambil jurusan HUBUNGAN INTERNASIOANAL.

Tiga hari berlalu sejak MOS di MANDOEPA, amak kembali mengabari, ternyata walaupun masih kelas satu, di Mandoepa sudah ditanyakan jurusan yang diinginkan dan univeritas yang akan di pilih. Dan Dindapun dengan tertawa menyatakan padaku. Uni... Nda tulis di lembar formulir Nda, Jurusan yang diinginkan HUBUNGAN INTERNASIONAL UNIVERSITAS INDONESIA. Dengan lega aku katakan : Ideku sejalan dengan kemauaannya : so RAJIN-RAJIN BELAJAR. Passing Grade HI UI sangat tinggi.

 Salah satu persiapan untuk masuk HI yang kulakukan adalah aku berencana memberikan Bimbel Bahasa Asing. Untuk HI, standarku sekarang untuk Dinda adalah tiga bahasa. Inggris, Arab dan satu lagi silahkan dipilih sendiri. Arab dan Inggris sudah dipelajari disekolah. Aku tidak ingin Dinda les bahasa yang dua ini. Maka aku ajukan lima bahasa : China, Jepang, Korea, Prancis, Jerman. Silahkan pilih salah satu. Setelah difikirkannya. Maka pilihannya jatuh pada bahasa Jepang. Setidaknya bahasa Arab mewakili daerah Timur Tengah, bahasa Jepang mewakili wilayah Asia dan bahasa Inggris sudah mewakili bahasa Eropa dan dunia. 

Sekarang Dinda masih memulai, aku tidak mau dia terpaksa, aku ingin adik-adikku lebih baik dariku, bisa jadi ORANG semuanya. Yang bisa membuat senang kedua orang tua dan berguna bagi bangsa dan negara serta AGAMA. Aku sudah mempelajari karakter adik-adikku dan senantiasa memotivasinya. Kami sedang meniti jalan. Zain dengan wirausahanya, Dinda dengan Jurusan HI nya dan sekarang aku juga sudah siapkan untuk Alfi dan Nissa, sementara si kecil Zhazha masih belum kelihatan maunya, karena saat ini maunya adalah membuat seisi rumah heboh dan bermain dengannya.

Adikku yang ketiga. Simancung yang satu ini, sedikit banyak mewarisi sikap Zain, tidak terlalu  banyak bicara. AlFI GHIFARI, nama ini aku yang memberikan karena aku sangat suka dengan tokoh Abu Dzar Al-Ghifari. Oleh karena itu aku berikan adikku nama demikian ^_^. Alfi memiliki bakat IPA yang kuat. Sangat hobi nonton dan cepat menangkap hal-hal baru dari yang ditontonnya. Pada saat TK Alfi adalah tipikal anak yang sangat manja. Dia tidak pernah mau pergi sekolah kalau tidak diantar dan ditunggui. Sampai-sampai amak kerepotan karenanya. 

Suatu saat titik baliknya terjadi pada saat mengantarkanku di Bandara Minangkabau ke Malaysia. Saat itu Alfi yang baru menyaksikan, pesawat terbang sangat antusias. Dia sangat suka. Sambil menunggu kedatanganku dia bertanya pada Amak : Uni kama mak??? Ke Malaysia : jawab Amak. Alfi: Surang se??. Amak : iyo jo pesawat. Yang Alfi pahami saat itu adalah Malaysia itu jauh dari kampung halaman dan harus di tempuh dengan pesawat. Amak menambahkan, Alfi lihatlah Uni, Uni bisa pai surang se ke Malaysia. Ndak ado yang maantaan Uni doh. Karena Uni berani. Kalau Alfi berani Alfi bisa juo naik pesawat dan pai ka Malaysia.

Yach..perbincangan sederhana yang terjadi di Bandara Internasional Minangkabau, pada tahun 2010, disaat Alfi berusia 5 tahun dan baru masuk TK, menjadi titik balik Alfi. Alfi yang cengeng dan selalu minta diantar ke sekolah berubah seketika. Di pagi hari ke sekolah. “Amak ndak usah antar Alfi ke sekolah, Alfi ingin seperti Uni. Alfi ingin berani. Alfi bisa pai sekolah surang... Amak,,,hmhmhmhmhm

Sekembalinya aku dari Malaysia aku mendapatkan cerita amak, Alfi tidak diantar lagi sekolah, tidak ada lagi nangis di sekolah. Yach... pada saat itu aku mulai melihat kelebihannya. Ternyata diapun suka nonton  Spacetoon tentang roket. Dan Alfi bilang itu mirip dengan pesawat. Alfi ingin jadi Roket. Menyadari kesukaannya pada pesawat dan roket, pada akhirnya aku perkenalkan padanya untuk bisa membawa pesawat itu adalah Pilot dan untuk bisa naik roket itu adalah Astronot. Yach nampaknya kata-kata itu menggema di telinganya. Ketik pamanku pulang dari Surabaya, dia iseng nanya ,, Alfi kalau sudah besar mau jadi apa, dengan tegas ia menjawan : ALFI MAU JADI PILOT DAN ASTRONOT.

Sejak itu aku selalu mengarahkannya pada hal yang berbau pesawat. Agar ia punya cita-cita dari kecil. Cita-citanya sempai terganggu karena ia melihat kecelakaan pesawat di televisi. Pada akhirnya Alfi ndak mau jadi pilot, nanti pesawat meledak, banyak yang mati. Untuk saat ini aku pahami ia memahami sejauh itu. Yang perlu aku lakukan saat ini hanyalah mengarahkannya. Terakhir aku menelfon sehari yang lalu: ketika aku tanya cita-citanya Alhamdulillah ia masih menjawab : ALFI MAU JADI PILOT DAN ASTRONOT. Alhamdulillah 

Adikku yang ke empat : Nissa Miftahul Khairat, nama ini Zain yang kasih. Usianya dan Alfi sama dengan perpautan usiaku dan Zain yaitu 18 bulan. Karena hampir sebaya, maka hari-hari mereka banyak dihabiskan bersama. Walaupun Alfi hobi nonton tapi Nissa sedikitpun tidak tertarik dengan film. Ia lebih tertarik mondar mandir rumah. Kalau Alfi kuat ke IPA, Nissa tampaknya lebih kuat ke IPS. Gayanya yang sering asal dan ceplas ceplos sering membuat seiisi rumah jengkel. Disamping itu ia justru menggemaskan kalau dibawa bepergian karena mudah interaksi dengan para ibuk-ibuk. 

Kalau Dinda dan Alfi, aku sudah melihat arah dan tujuan mereka. Untuk Nissa aku belum melihat kecenderungannya. Dunia dimatanya masih terlihat sama dan ia pun cenderung polos dibandingkan yang lain. Ketika aku menelfon dan menanyakan: Icha cita-citanya apa dengan santai ia menjawab : GURU SD.. 

wuahhahahaha....bikin ribut seisi rumah yang suaranya di loudspeaker. Ketik aku tanya : kenapa ia mau jadi guru SD dengan santai lagi ia jawab : kalau jadi guru SD bisa “nabung”.. geplakkk... ternyata sudah ada yang mendahului aku memberikannya pemahaman akan cita-citanya. Dari seberangpun Dinda menangapi, jadi Dosen Cha...dan Nissa pun menjawab : Ndak doh Jauh ke Padang. Jadi Guru SD se lah....wuakakkakakka... kalau yang lain aku arahkan jalannya. Untuk yang Nissa itu murni pemahamannya. Kalau aku sih pengennya Nissa jadi Pengacara. Lihat gaya ceplas ceplosnya. Tapi kalau tuh anak maunya jadi guru SD, apa mau dikata. Kita lihat saja nanti ^_^.

Terakhir Zahra Humaira, adikku yan terakhir aku yang berikan nama. Terinspirasi dari nama blog ini Zalfa Humaira. Aku menggantinya jadi Zahra karena : Zahra artinya bunga, sama dengan nama bapakku Azhar yang artinya  juga bunga, Zha-zha dan bapak sama-sama lahir dibulan Oktober. Maka akhirnya nama Zahra Humaira dan panggilan Zha-zha pun melekat. Sikeci ini memang jadi mainan baru di rumah. Apalagi sekarang usianya sudah hampir dua tahun. Melihat perkembangannya, amak sangat senang dan apapun tenang Zha-zha selalu buat rindu. Terkait mau jadi apa nich adik yang satu ini. Hmmm kita serahkan pada dia. Kata amak, diantar kami berenam watak Zha-zha lah yang paling keras, hmmm,,,lahir tepat siang bolong pukul 12.00, kata orang memang berkarakter seperti itu. Tapi jahil dan isengnya membuat seisi  rumah menjadi berwana.

MAU JADI APA ADIK-ADIKKU KELAK, YANG PENTING LAKUKAN SESUAI KATA HATI, TIDAK ADA PAKSAAN, HANYA ARAHAN DARI UNIMU YANG INGINKAN TERBAIK UNTUK ADIK-ADIKNYA.


Tidak ada komentar: