assalamu'alaikum

assalamu'alaikum

Restu Harly Pebriani. S.Si

Foto saya
Assalamu'alaikum,,,Zalfa Humaira,,,nama yang diberikan oleh sahabat terbaikq,,, bercita-cita keliling dunia,,,punya niat yang sangat dalam untuk mengunjungi PAPUA dan sangat menyukai sesuatu yang berhubungan dengan KIMIA

SAKURA

SEMANGAT SEMANGAT SEMANGAT

Kamis, 15 Agustus 2013

Makhluk Bernama *Lelaki*


Berkali-kali saya menulis di blog tentang pernikahan. Berkali-kali saya meyakinkan diri untuk  menikah muda bahkan diusia sekarang. Tapi berkali juga saya kehillangan keyakinan untuk melajutkan ke jenjang tersebut.  Bahkan saya menulis diblog ini saya lebih memilih pernikahan dibandingkan Jerman. Tapi kembali lagi saya belum punya keyakinan yang kuat dalam menjalin komitmen dengan mahluk bernama*lelaki*.  

Sebelum  saya mengenal secara tepat hukum pacaran. Alasan awal saya tidak mau berpacaran adalah :  saya tidak mau dominasi lelaki dalam kehidupan saya. Saya paling alergi dengan lelaki buaya darat. Memahami cara berfikir merekapun sulit bagi saya. Dalam urusan berteman, saya termasuk pemilih. Awal di kampus saya sempat mendapat cap sombong dikalangan beberapa orang karena sikap saya yang memilih.

Dirumah, saya dikenal orangtua saya sebagai wanita yang takut lelaki. Karena setiap kali ada lelaki bertamu kerumah, baik itu keluarga bapak,amak, teman adik, saya pasti berdiam diri di kamar. Tak mau keluar. Bahkan amak sempat memarahi saya karena saya tidak mau keluar jika yang datang adalah paman-paman saya. Baru di kampuslah saya berani interaksi dengan banyak lelaki. Karena aktifitas organisasi dan kuliah. Kalau di kampung. Emang ga mau, sampai amak berfikir saya tidak pernah bisa bicara dengan lelaki di kampus. Saya hanya manyun.

Awal di kampus saya termasuk wanita yang tidak ramah untuk lelaki. Sahabat saya sering mengingatkan saya akan sikap saya. Tidak semua laki-laki suka mempermainkan wanita. Bahkan satu kalimat dari seorang lelaki yang pernah mampir ketelinga saya : orangnya tidak selembut wajahnya. Ini terjadi karena saya emosi tingkat tinggi karena sering diganggu lewat telepon. Saya paling tidak suka diganggu lewat telepon. Tak jarang juga saya mengobarkan api peperangan ketika saya tidak suka dengan seseorang.  Bagi yang mengenal saya tentunya sudah sering melihat sikap saya yang meledak-ledak. Dan  paling sulit untuk minta maaf duluan. Seiring berjalannya waktu saya mencoba merubahnya.

Sedikit demi sedikit saya mulai mencoba akrab dengan lelaki. Dan ketika akrab, sayapun bersikap sangat protektif dengan mereka semua. Seakan-akan mereka adalah pacar yang tak boleh dilirik dan melirik yang lain. Sikap saya yang arogan dan protektif tertuju kepada mereka yang benar-bena saya kenal baik, mungkin karena pengaruh merasa kedekatan dan keakraban. 

Banyak yang mengira sikap protektif dan bersahabat yang saya perlihatkan, adalah tanda *suka*. Untuk beberapa teman di kampus banyak yang mengira saya menyukai seseorang, bahkan seseorang secara gamblang bilang kepada saya : RHP kembali lagi ke BEM karena suka kan sama dia. Saat itu rasanya saya seakan menampar orang tersebut. 

Enak saja mempertaruhkan keaktifitasan di BEM karena menyukai seseorang. Saat itu saya sempat tertekan dengan kalimat itu. Bahkan saat itu saya berfikir untuk menjauhi orang tersebut, tapi melihat orang yang dimaksud santai, cuek seakan tak terjadi apa-apa, maka saya urungkan niat saya. Karena terkadang beberapa lelaki suka bersikap seperti itu, ketika dirinya tertimpa gossip dengan seseorang, untuk menghindari fitnah maka wanita itu akan dijauhinya. Entah dia memang tidak pernah mendengar gossip itu, entah karena dia tahu sikap saya tidak aneh dan profesionalitas di BEM maka hubungan persahabatan kami bisa dipertahankan sampai sekarang. Yang namanya persahabatan harus kedua belah pihak menjaganya.

Sahabat dekat saya sendiripun yang sama-sama di BEM juga sempat mengutarakan hal yang sama, dengan bahasa yang lebih halus. Tapi kemudian selepas dari BEM ia dengan  sendirinya mengklarifikasi, memang tidak ada apa-apa. Hanya prasangka jauh, karena aktifitas di BEM terkadang menuntut kegiatan bersama. Bagi yang hanya meihat sekilas akan menduga-duga. Bahkan saya sendiri sangat kaget, ketika di wisma adik-adik mengklarifikas hal tersebut. Saya hanya menghela nafas. Selama niat saya baik untuk berkontribusi di BEM maka *Abaikan saja gosipna @EGP. Ternyata banyak juga yang berprasangka adanya hubungan. Untung saja orang yang di maksud tidak seaneh yang lain. Coba kalau iya, bakal kabur lagi deh dari BEM ^_*.

Masih seputar BEM, saya sempat mengobarkan api peperangan kepada seseorang. Awalnya bukan karena saya terlibat masalah dengan orang tersebut, karena pernah interaksipun rasanya tidak pernah kecuali setelah masuk BEM. Tapi lebih kepada status. Saya paling sering mempermasalahkan ketika sesorang yang tidak pernah di BEM, tiba-tiba masuk BEM, kemudian memegang jabatan penting, kemudian memegang jabatan penting juga di lembaga lain. Ketika menyadari ada hal ini : tanpa lihat siapa orang, api ketidaksukaan tersulut dengan sendirinya. Ditambah lagi di awal-awal BEM yang dimaksud jarang hadir rapat. Lengkaplah sudah keetidaksukaan saya.

Sikap tidak ramah dan tidak bersahabatpun saya perlihatkan terang-terangan. Saat itu teman saya yang merupakan anggotanya pernah bertanya kepada saya : kenapa sikap saya seperti itu, toh orangnya ga salah apa-apa, ga hadir rapat kan ada anggota yang menggantikan. Saya hanya menggerutu : kalau semua limpahkan ke angota, ngapain ada koor. Tuingg…(mengingat sikap saya saat itu seakan-akan saya tak akan pernah mengenalnya). Ditambah lagi anggapan saya, orang dari lembaga berbeda punya sikap yang berbeda. Misalkan: cara bergaul anak BEM dengan anak FKI itu ada perbedaan. Itu anggapan saya, dan saya percayai itu, terserah yang lain menganggap apa. @^_*@.

Dan saya yakin orangnya bisa  membaca ketidaksukaan saya. Termasuk, perang antar departemen tak  bisa dihindarkan (@peraaaanggg)… Bahkan saya sempat mengelilingi MIPA di  sore hari hanya karena menerima sebuah sms darinya : tolong pamflet yang ditempelkan tidak miring. Dan saya membalas: maksudnya ?? Dia hanya membalas singkat : Dimushala

Selesai kuliah sorenya, saya ajak staf departemen saya ke mushala. Pamflet disana agak miring. Mau tidak mau saya mencopot dan memperbaiki letaknya. Saat itu saya sangat kesal dan membalas : Cuma miring stek nyo. Dan diapun membalas : Itu etika menempel pamflet, setidaknya itu menghargai karya orang lain. Walaupun kesal dengan jawabannya, sebagai koor yang bertanggungjawab (hahahhah@gaya gw).. terpaksalah saya sore itu menjadi agen pemerhati dinding, mengitari FMIPA memperhatikan dengan seksama, ternyata yang miring hanya di mushala. Ampun dah. Dan selesai ekspedisi mengitari FMIPA, mulailah saya mengirim sms ke semua anggota psdm tercinta agar menempel pamflet tidak miring.

Walaupun kesal dengan hal tersebut, karena yang saya lihat hanya di mushala yang miring, tapi setidaknya saat itulah sikap saya mulai berubah terhadapnya. Setidaknya orang ini berkarakterlah, miring dikit ajha protes, gimana kalau designya saya pajang di dinding yang bukan mading…wah ga kebayang dech protesnya kayak apa. Setidaknya dia menghargai hasil kerjanya dan orang lainpun begitu. Kemudian saya juga pernah memprotes, kenapa jarang datang rapat. Dia hanya menjawab : Untuk berkontribusi di BEM kan tidak hanya dengan datang rapat dengan KARYA juga bisa. Saat itu saya hanya diam, huuuuuhuuuuu… terserah ello deh. Setelah saya lihat, memang walaupun jarang rapat, kebutuhan akan design terpenuhi. Karya, kalimat itu sering terngiang oleh saya. Malahan kabinet yang saya ikuti setahun setelah itu malah bernama : Kabinet Karya.

Karena  melihat orangnya tak memiliki masalah dengan saya, hanya saja saya yang mempermasalahkan kehadirannya karena bukan berlatarbelakang BEM, sedikit demi sedikit sikap saya berubah. Siapa sangka juga pada akhirnya dia jadi @Kawan Maota@.  @^_*^@

Gitu dech, susah menjalin persahabatan dengan lelaki jika kedua belah pihak tidak saling mengerti dan  memahami karena lingkungan terkadang sering membicarakan kita.  Tapi jika satu sama saling paham kurang dan lebih masing-masing, maka persahabatan itupun akan awet. Semoga saja tidak hanya sampai disini. Kelak masing-masing sudah menikah dan berkeluarga. Hubungan baik tetap terjaga sampai anak  cucu.

MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN
DOAKU MENYERTAI SAHABAT SEMUA

Tidak ada komentar: